Kamis, 12 Agustus 2010

Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Isolasi Sosial : Menarik Diri

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

I. MASALAH UTAMA

Gangguan isolasi sosial : Menarik diri.

II. PROSES TERJADINYA MASALAH

A. Pengertian.

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain. Selain itu menarik diri merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri) (Stuart dan Sundeen, 1995).

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlin, 1996).

Perilaku menarik diri adalah suatu usaha menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak menyadari kesempatan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang lain (Budi Anna Keliat, 1999).

Tanda dan Gejala

1. Apatis

2. Ekspresi wajah sedih

3. Afek tumpul

4. Menghindar dari orang lain

5. Klien tampak memisahkan diri dengan orang lain

6. Komunikasi kurang

7. Kontak mata kurang

8. Berdiam diri

9. Kurang mobilitas

10. Gangguan pola tidur (Tidur berlebihan/ kurang tidur)

11. Mengambil posisi tidur seperti janin

12. Kemunduran kesehatan fisik

13. Kurang memperhatikan keperawatan diri

B. Etiologi.

Harga diri rendah

Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Scultz dan Videback, 1998).

Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah

Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah (Stuart dan Sundeen, 1995)

1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri

2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri

3. Rasa bersalah atau khawatir

4. Manisfestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat.

5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan

6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial

7. Menarik diri dari realitas

8. Merusak diri

9. Merusak atau melukai orang lain

10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri.

C. Mekanisme Sebab Akibat

* Sebab : Harga diri rendah yang kronis

Mekanisme : Harga diri klien yang rendah menyebabkan klien merasa malu sehingga klien lebih suka sendiri dan selalu menghidari orang lain. Pasien mengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak realistik.

* Akibat : Halusinasi

Halusinasi adalah persepsi panca indra tanpa ada rangsangan dari luar yang dapat mempengaruhi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu baik. (Carpenito, 1996

Mekanisme : Menarik diri pada individu dapat mengakibatkan perubahan persepsi sensori : halusinasi. Hal ini disebabkan karena dengan menarik diri, klien hanya menerima rangsangan internal dengan imajinasi yang berlebihan.

Tanda dan gejala Halusinasi

a. Bicara, senyum / tertawa sendiri.

b. Mengatakan mendengar suara, melihat, mengecap, menghidu.

c. Merusak diri sendiri / orang lain / lingkungan.

d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.

e. Tidak dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi.

f. Pembicaraan kacau, kadang tidak masuk akal.

g. Sikap curiga dan bermusuhan.

h. Ketakutan.

i. Sulit membuat keputusan.

j. Menarik diri, menghindari dari orang lain.

k. Menyalahkan diri sendiri/ orang lain.

l. Muka merah kadang pucat.

m. Ekspresi wajah bingung.

n. Tekanan darah naik.

o. Nafas terengah- engah.

p. Nadi cepat.

q. Banyak keringat.

III. DARTAR MASALAH

Data Fokus

Masalah

Etiologi

DO :

- Berbicara dan tertawa sendiri

- Bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu.

- Berhenti berbicara di tengah kalimat seperti mendengar sesuatu.

- Disorientasi.

DS :

- Pasien mengatakan : Mendengar suara – suara, melihat gambaran tanpa adanya stimulasi yang nyata, mencium bau tanpa stimulasi.

DO:

- Tidur berlebihan.

- Tidak memeprdulikan lingkungan.

- Kegiatan menurun, mobilitas kurang.

- Klien tampak diam, melamun dan menyendiri.

DS :

- Klien mengatakan lebih suka sendiri daripada berhubungan dengan orang lain.

DO :

- Klien tampak lebih suka menyendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan, menciderai diri/mengakhiri kehidupan.

DS

- KLien mengatakan saya tidak bisa, saya tidak mampu, bodoh tidak tau apa – apa, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan rasa malu terhadap diri sendiri.

Perubahan Persepsi sensori halusinasi.

Gangguan isolasi sosial : menari diri

Harga diri rendah

Isolasi sosial

Harga diri rendah

Mekanisme koping tidak adekuat

IV. POHON MASALAH


Perubahan Persepsi sensori : halusinasi akibat

Isolasi sosial : menarik diri Care problem


Harga diri rendah situasional Penyebab

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan persepsi sensori : halusinasi b/d menari diri.

2. Isolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah.

VI. FOKUS INTERVENSI

DIAGNOSA PERAWATAN : Perubahan persepsi sensori : halusinasi b/d menarik diri.

A. Tujuan umum

Tidak terjadi perubahan persepsi sensori : halusinasi.

B. Tujuan khusus

1. Dapat membina hubungan saling percaya.

Kriteria evaluasi :

- Ekspresi wajah beersahabat, menunjukkan rasa senang, adanya kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

Intervensi Keperawatan :

a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi teraupetik.

b. Sapaklien dengan ramah baik vebal maupun nonb verbal.

c. Perkenalkan diri dengan sopan

d. Tanyakan nama lengkap klien dan nama kesukaan klien.

e. Jelaskan tujuan pertemuan.

f. Jujur dan menepeti janji.

g. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

h. Ciptakan lingkungan yang tenang dan bersahabat.

i. Beri perhatian dan penghargaan : temani klien walau tidak menjawab.

j. Dengarkan dengan empati beri kesempatan bicara, jangan buru – buru, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

Rasionalisasi :

Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksi selanjutnya

2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

Kriteria evaluasi :

- KLien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.

Intervensi keperawatan :

a. Kaji pengetahuan klien tantang perilaku menarik diri dan tanda – tandanya.

b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan pearasaan penyebab menarik diri tidak mau bergaul.

c. Diskusikan pada klien tentang perilaku menarik diri, tanda serta penyebab yang muncul.

d. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaannya.

Rasionalisasi :

- Diketahuinya penyebab akan dapat dihubungkan dengan factor presipitasi yang dialami klien.

3. KLien dapat menyebabkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.

Kriteria Evaluasi :

- Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian berhubungan dengan orang lain.

Intervensi Keperawatan :

a. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat keuntungan berhubungan dengan orang lain serta kerugiannya bila tidak berhubungan dengan orang lain.

b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang berhubunagn dengan orang lain

c. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian bila tidak berhubungan denagn orang lain.

d. Diskusikan bersama tentan keuntungan berhubungan denagn orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

e. Beri reinforcement positif terhadapo kemampuan mengungkapkan pearasaan tentang keuntungan berhubunagn dengan orang lain dan kerugian bila tidak berhubungan denagn orang lain.

Rasionalisasi :

- Mengidentifikasi sejauh mana keuntunagn yang klien rasakan bila berhubungan dengan orang lain.

- Mengidentuifikasi kerugian yang klien rasakan bila tidak berhubungan dengan orang lain.

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.

Kriteria evaluasi ;

- Klien dapat mendemonstrasikan hubunagn sosial secara bertahap k-p, k-p-p lain, k-p-p lain-k lain, k-p-kel/kelompok masyarakat.

Intervensi Keperawatan :

a. Kaji kemampuan klien membina hubunagn dengan orang lain.

b. Dorong dan Bantu klien berhubungan dengan orang lain melalui tahap k-p, k-p-p lain, k-p-p lain-k lain, k-p-kel/kelompok masyarakat.

c. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai.

d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungn.

e. Diskusikan jadwal harian yang daopat dilaukan bersama klien dalam mengisi waktu luang.

f. Memotivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan.

g. Beri reinforcement atas kegiatan klien dalam ruangan.

Rasionalisasi :

- Klien harus dicoba berinteraksi secara bertahap agar terbiasa membina hubungan yang sehat dengan orang alain

- Mengevaluasi manfaat yang dirasakan klien sehingga timbul motivasi untuk berinteraksi.

5. KLien dapat mengunngkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.

Kriteria evaluasi :

- KLien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain untuk diri sendiri dan orang lain.

Intervensi Keperawatan :

a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengn orang lain.

b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungn dengan orang lain.

c. Beri reinforcement atas kemampuan klien mengungkapkan perasaanya berhubungan dengan orang lain.

Rasionalisasi :

- Ungkapan perasaan klien bila berhubungan dengan orang lain akan sangat membantu klien memahami manfaat berhubungan dengan orang lain.

6. Klien dapat memberdayakan system pendukung atau keluarga mampu mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.

Kriteria evaluasi :

- Keluarga dapat Menjelaskan perasaannya, Menjelaskan cara mearawat klien menarik diri, mendemontrasikan cara perawatan klien menarik diri, berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri.

Intervensi Keperawatan :

a. Bina hubungan saling percaya denagn keluarga : salam, perkenalkan diri, sampaikan tujuan, buat kontrak eksplorasi perasaan keluarga.

b. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang : Perilaku menarik diri, penyebab perilaku menarik diri, akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi, cara keluarga menghadapi klien menarik diri.

c. Dorong anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali seminggu.

d. Anjurkan anggota keluarga untuk memberi dukungan kepada klien untuk berkomunikasi dengan orang lain.

e. Beri reinforcement atas hal – hal yang telah dicapai keluarga.

Rasionalisasi :

- Keluarga dapat membantu dan mendukung klien untuk berhubungan dengan orang lain melalui keterlibatan keluarga dalam merawat klien.

7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat.

Kriteria evaluasi :

- Klien dapat minum obat dengan prinsip yang benar.

- Mengetahui efek obat dan mengkomunikasikan dengan perawat jika terjadi keluhan.

Intervensi Keperawatan :

a. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek samping minum obat)

b. Bantu dalam mengguanakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara, waktu).

c. Anjurkan klien untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

d. Beri reinforcement positif bila klien menggunakan obat dengan benar.

Rasionalisasi :

- Dengan mengetahui prinsip yang benar dalam menggunakan obat, akan meminimalkan terjadinya ketidakefektifan pengobatan atau keracunan. Hal ini juga dimaksudkan untuk memotivasi klien agar bersedia minum obat (patuh dalam pengobatan).

Tidak ada komentar: